Minggu, 04 September 2011

Penangkaran Penyu Desa Cipatujah Butuh Perhatian

Nuansa Metro - Tasikmalaya

Kiri : Pak Nono Suryono dan rekan

     Jalan-jalan di Objek Wisata Pantai Cipatujah, belum lengkap rasanya jika tidak melihat penangkaran penyu Lekang yang letaknya tidak jauh dari pintu masuk ke area objek wisata ini. disana ada sebuah penagkaran Penyu lekang yang dikelola secara Swadaya oleh masyarakat setempat yang peduli terhadap kelestarian Penyu langka ini. sebut saja Pak Nono, salah satu pelopor pengakaran ini yang secara sukarelawan tanpa pengharapan yang lebih mencoba untuk mempertahankan kelestarian Jenis Penyu Lekang di Wilayah Pantai Cipatujah.

     Pak Nono yang dibantu oleh tiga rekannya yaitu A.supriyadi, jumanik dan endang supendi telah 2 tahun menjalankan prosesi penangkaran Penyu Lekang di pesisir pantai Cipatujah. dengan biaya pas-pasan mereka terus mempertahankan kelestarian penyu Lekang yang ada diwilayah pesisir pantai Cipatujah."Kami berharap ada pihak-pihak terkait yang dapat membantu kami, baik dari segi pengetahuan tentang Penyu lekang ini ataupun dari segi materi yang bisa menunjang sarana dan prasarana untuk penangkaran. Karena kami masih banyak sekali kekurangan." Harap Pak Nono ketika bertemu dengan Nuansa Metro.

Di Wilayah Pantai Cipatujah memang baru ditemukan satu jenis Penyu yang sering bertelur disini. yaitu Jenis Penyu lekang yang dalam bahasa latinnya lebih dikenal dengan sebutan "Olive Ridley turtle". Jenis Penyu ini memang hampir Punah oleh Keserakahan manusia. dimana Batok Penyu dapat dijadikan hiasan yang mempunyai nilai jual juga telur dan dagingnya konon menurut cerita dapat dijadikan obat.

     Nono dan rekan-rekannya dengan sabar menjaga dan merawat Penyu-penyu yang ada di Penangkaran, walau beban biaya perawatan harus mereka keluarkan secara bersamaan dari kantong masing-masing. Sekarang ini, di Penangkaran Pak Nono sudah ada seratus ekor Penyu Lekang berusia 5 bulan. dan setiap harinya mereka harus mengeluarkan biaya sebesar Rp. 30.000 perhari untuk memberi makan penyu-penyu tersebut.

"Dari Usia 0-100 hari biaya pakan Penyu paling sedikit Rp. 30 ribu. belum biaya listrik dan sarana lainnya. tapi Alhamdulillah, walau semua itu dari swadaya, kami berusaha untuk bertahan" Sambung Nono dengan semangat. "Bangunan ini adalah salah satu bantuan yang telah diberikan Pemerintah kepada kami dalam mengelola Penangkaran Penyu lekang di Pantai Cipatujah. Dan atas usaha juga bantuan Pak Kuwu (Kepala Desa Cipatujah-Red), alhamdulillah kamipun sekarang memiliki tempat permanen ini. Baik untuk tempat penetasan sampai Bak Penampungan Penyu. Namun kami masih memiliki beberapa kendala. Pagar bangunan bagian atas yang tidak tertutup rapi sering naiki pencuri. Sejak April hingga Agustus kemarin, terhitung 20 Ekor Penyu Hilang dari Bak penampungan. Kami berharap pihak pemerintah terkait ataupun Swadaya yang lain sekiranya dapat bersama-sama bergandengan tangan dalam pelestarian Penyu, bersama-sama mensosialisasikan kelestarian Penyu Di sepanjang Pantai Cipatujah, sehingga masyarakat tahu akan pentingnya kelestarian ekosistem hewani." Harap Nono.

     Berbeda dengan tempat penangkaran lainnya, ditempat penangkaran Pak Nono ini, setiap pengunjung tidak diperbolehkan mengambil, membawa ataupun meminta baik itu telur penyu ataupun penyu yang masih kecil, walau dengan alasan apapun. “Kami hanya ingin mencerminkan kedisiplinan akan kecintaan kami kepada Penyu-penyu ini. Bukan kami tidak mau memberi siapapun yang meminta. Baik itu keluarga ataupun orang lain. Kami hanya berharap masyrakat tahu akan pentingnya pelestarian penyu-penyu ini. Toh ketika penyu-penyu ini sudah Dewasa nanti dan akan bertelur mereka akan kembali ke pantai dimana mereka dilepaskan. Jadi siapapun dan dengan dalih apapun, Baik itu telur ataupun Penyu yang ada di Penangkaran kami, tidak dibenarkan untuk dibawa pulang ataupun diperjual belikan.” Tegas Nono menjelaskan.

     Berbeda sekali dengan penangkaran ditempat lainnya. Sudah barang tentu jika ada rekan atau saudara yang meminta pasti tidak akan terlewatkan, alias didapatkan. Apa lagi jika ada yang mau membeli.. Hah, siapa tahan.. tapi semoga tidak terjadi disepanjang pantai Cipatujah. Wah, sikap seperti Pak Nono dan rekan-rekannya patut ditiru oleh Penagkaran-penangkaran lainnya. Agar pelestarian Penyu bisa kembali Normal untuk Ekosistem laut kita.

     Tak banyak orang seperti Pak Nono dan rekan-rekannya ini. Seandainya Pemerintah daerah dan Instansi terkait dapat dengan sigap dalam mendukung gerakan peduli alam (Flora Lestari) dan Hewani (Fauna Lestari) seperti yang dilakukan Pak Nono DKK, tentunya keseimbangan alam akan terus terjaga. Tidak hanya penangkaran penyu, Pak Nono Pun sangat peduli dengan keberadaan segala jenis Pohon pantai. seperti Mangrouf ataupun Jenis Pohon Utailo yang hampir punah disepanjang pantai Cipatujah. Padahal kedua jenis pohon ini sangat penting untuk menjaga hempasan ombak yang mengikis daratan (Abrasi-Red). Dan salah satu pohon yang sudah jarang ditemui adalah jenis tanaman Utalio. Tanaman Utalio ini tidak hanya sebagai tanaman pantai, namun buah tanaman ini dapat dikelola menjadi bahan Bio Solar yang dapat meningkatkan sumber daya manusia disepanjang pantai Cipatujah.

     Tentunya semua yang dilakukan Pak Nono dan kawan-kawannya akan lebih berarti lagi jika masyarakat sekitar pantai Cipatuah mendukung pergerakannya. Demi kelangsungan hidup ekosistem dan kelestarian alam. Pak Nono pun sangat berterima kasih kepada Pak Kuwu (Kepala Desa Cipatujah) yang telah mendukung pergerakannya ini, namun terlepas daripada itu semua, Pak Nono pun berharap Pihak Pemerintah dan Instansi terkait dapat memberikan arahan dan pelatihan kepada Tim-nya untuk semakin mengedepankan profesionalisme dalam pengembangan penangkaran Penyu Lekang yang ada di Wilayah Pantai Cipatujah. Pak Nono berharap mempunyai akuarium raksasa yang dapat menampung Penyu yang siap dilepas kepantai. Sehingga masyarakat ataupun pengunjung baik domestik ataupun mancanegara dapat bersama-sama menyaksikan dan merasakan detik-detik pelepasan Penyu Lekang ke pantai lepas. Semoga harapan ini dapat segera Terwujud. (Ly & Tim)

Sabtu, 03 September 2011

Objek Wisata Pantai Cipatujah

Nuansa Metro – Tasikmalaya.

arah petunjuk Objek Wisata Pantai Cipatujah
Jalan-jalan kali ini, Nuansa Metro mengambil tempat di Selatan Kota Tasikmalaya yaitu ke Daerah Pantai Cipatujah. Lokasi Objek Wisata Pantai Cipatujah memang belum begitu menggelora seperti halnya Lokasi Pantai Pangandaran yang berada di Kota Ciamis Banjar. namun Pantai Cipatujah tidak kalah indah dan memiliki banyak potensi alam. Perjalanan dari kota Tasikmalaya menuju Pantai Cipatujah cukup lumayan jauh. Sekitar 2 jam perjalanan atau kurang lebih sekitar 90 Km dari Pusat Kota. Namun jangan khawatir, sepanjang perjalanan Kita akan banyak disuguhi pemandangan eksotis dan suasana alam pegunungan yang cukup menyegarkan. 

Dan ketika sampai di Ujung Selatan Kota yang dikenal dengan sebutan Kota Santri ini, kita serasa disuguhi hidangan kesejukan yang memukau pandangan mata. Lautan lepas yang membiru serta Hembusan angin dan gemuruhnya gelombang laut selatan, terasa sangat kental, hawa sejukpun tak terhindarkan menerpa wajah kami. Gelombang yang menggulung saling berkejaran bersama angin, membawa buih-buih ombak berterbangan dengan lembut mengusap wajah-wajah lelah kami dan seolah mengucapkan Selamat Datang. Ah..! terbayarkan sudah kelelahan dalam perjalan tadi.
Bentangan Ombak Dipantai Cipatujah

Pantai Cipatujah menjadi salah satu Objek Wisata andalan Kota Tasikmalaya. Disini banyak berjejer bukit-bukit kecil serta pantai yang eksotis dan resik. Dengan Luas area kurang lebih sekitar 115 Ha, Pantai Cipatujah memiliki potensi wisata yang luar biasa, namun sayangnya masih kurang mendapatkan perhatian dari Pemerintah Daerah untuk peningkatan dalam Promo Objek Wisatanya. Karena dibeberapa titik untuk masuk ke Objek Wisata ini, terlalu banyak pungutan yang tidak terkoordinir. Padahal jika hal ini bisa direlokasikan oleh Pemerintah setempat, tentunya akan menjadi aset yang bisa menopang anggaran pendapatan untuk wilayah setempat, yang bisa dijadikan pendapatan untuk pemulihan sarana dan prasarana pada Objek wisata pantainya.

Belum lagi dengan sistem kebersihan yang harusnya selalu dijaga. Disekitar lokasi sekitar Pantai masih belum tersedia bak-bak penampung sampah yang dapat memudahkan setiap pegunjung untuk dapat membuang sampah pada tempatnya. Sehingga banyak sekali sampah berserakan. Namun demikian masih patut diacungkan jempol untuk objek wisata yang baru saja terkena dampak Tsunami beberapa tahun lalu. Bravo Pantai Cipatujah..!! (Ly- dan Tim)

Sabtu, 13 Agustus 2011

Edisi Agustus 2011


Gara-gara Surat Sekda No:180/2069/Huk/2008


Gara-gara Surat Sekda No:180/2069/Huk/2008
Uang Rakyat Masuk Ke Rekening Pribadi Pejabat

                                                                Karawang, NuPo
Tatang Suryadi LSM MPPN
Ketua LSM Masyarakat Pemerhati Penyelenggara Negara (MPPN) Tatang Suryadi meminta kepada Kepala Kejaksaan Negeri Karawang (Kejari) untuk mengusut dugaan tindak pidana korupsi penyalahgunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang diduga dlakukan oleh mantan pejabat pemda Karawang dalam program asuransi Kartu Tanda Penduduk (KTP).
“Kami berharap kejari Karawang dapat mengungkap dugaan penyalahgunaan sisa keuangan premi asuransi KTP yang telah dibayarkan oleh pihak PT.Bumi Asih Jaya (BAJ). Karena kalau dilihat dari berkas surat yang kami lihat, itu sangat mencurigakan sekali, kalau sisa premi asuransi KTP itu telah disalahgunakan” ungkap Tatang.
Dikatakan Tatang, dugaan korupsi penyalahgunaan APBD harus diselidiki secara serius. “Siapapun dia, mau mantan pejabat kek, ataupun pada pejabat yang masih berdinas. Pihak kejaksaaan jangan segan-segan untuk memprosesnya. Walaupun uang sisa premi KTP itu terbilang nilainya kecil, namun itu tidak dapat dibiarkan. Karena itu uang rakyat yang harus diselamatkan” lanjutnya.
Dijelaskannya, letak permasalahannya adanya pengiriman sejumlah dana ke rekening pribadi wakil bupati periode 2005-2010 itu berdasarkan surat Sekertaris Daerah (Sekda) No: 180/2069/Huk/2008 tanggal 30 April 2008 tentang Kerjasama pengelolaan KTP. Hal itu terjadi setelah adanya pembatalan kerjasama antara Pemkab karawang dengan PT. Bumi Asih Jaya (BAJ) selaku pengelola asuransi KTP bagi warga masyarakat karawang sejak tahun 2003.
Atas dasar surat Sekda itulah, pihak  PT Bumi Asih Jaya (PT BAJ) mengembalikan secara proporsional sisa premi itu, serta diserahkan melalui transper ke rekening pribadi wakil bupati Karawang periode 2005-2010, Hj.EA.
Plh Kepala Bagian Hukum Pemkab Karawang, Hj Neneng Juningsih yang dikonfirmasi, mengatakan, bahwa Bagian Hukum tidak pernah membuat surat bernomor 180/2069/-Huk tanggal 30 April 2008 yang ditandatangani Sekda Arifin Kertasaputra.
Padahal sudah jelas atas dasar dikeluarkannya surat itulah pihak PT Bumi Asih Jaya (BAJ) selaku pengelola asuransi Kartu Tanda Penduduk (KTP) sejak tahun 2003 berani, mengembalikan sisa premi KTP itu, lalu pihaknya membayarkan melalui transper antar bank pada 15 Mei 2008. Akibatnya dana sebesar Rp 82.152.000,- itu masuk ke rekening pribadi EA di Bank Jabar Banten .
Ditempat terpisah, mantan Kabag Hukum pemda Karawang, R.Tedjasuria saat ditanya tentang kebenaran surat Sekda ber Nomor 180/2069/Huk/2008 tanggal 30 April 2008 itu, dirinya merasa kaget dan heran. Menurutnya, dia tidak merasa mengeluarkan surat tersebut. “Waduh, saya tidak merasa mengeluarkan surat seperti ini. O, iya, kemarin pun pak Arifin (mantan Sekda) telpon ke saya menanyakan perihal surat ini. Ya saya jawab tidak tahu lah. Ini  benar-benar gila, masa surat resmi seperti ini. Jelasnya, nanti saya akan chek dan tanyakan kepada bagian hukum, ” papar Tedja
Tedja menambahkan, walaupun secara keseluruhan, dana yang ditransper itu terbilang kecil. Namun, sesuai aturan, sisa premi asuransi tersebut itu tidak dibenarkan dimasukkan ke rekening pribadi, dengan alasan apapun. Dan surat itu sangat perlu diselidiki kebenarannyajelas Tedja. (e’nupo/Tim)

H. Ikar Ikhlas membantu Anda dalam menyelesaikan Masalah


Selasa, 26 Juli 2011

Di duga gara-gara pungli gaji ke - 13, Bendahara dan Ka UPTD Dispora Karawang Barat Bentrok?

Di duga gara-gara pungli Gaji ke 13
Bendahara dan Ka UPTD Dispora Karawang Barat Bentrok?

Karawang, NuPo
Diduga gara-gara adanya pungutan liar di gaji ke 13 terhadap para pengajar (Guru, red) yang dilakukan oleh oknum di  UPTD Dinas pendidikan dan Olah raga Kecamatan Karawang Barat, situasi di kantor tersebut sempat mencekam bahkan menurut kabar yang dilontarkan beberapa sumber di UPTD tersebut nyaris adanya baku hantam antara Ka UPTD dengan salah satu staffnya.
Bermula dari beberapa sumber yang masuk kepada NuPo, di duga bahwa gaji ke 13 yang diterima oleh para pengajar (Guru,red) se UPTD Kecamatan Karawang Barat mengalami pemotongan sebesar Rp 10.000 (Sepuluh Ribu Rupiah) oleh oknum di UPTD Dispora Kecamatan Karawang Barat. Nupo yang penasaran dengan info yang berkembang itu, akhirnya mewawancara beberapa guru yang ada dilingkungan UPTD Dispora Kecamatan Karawang Barat. Hasilnya memang info itu menjadi terang, mereka mengakui dan membenarkan telah adanya pungutan sebesar Rp 10.000 yang dilakukan oleh oknum di UPTD Dispora Kecamatan Karawang Barat.
“Memang betul ada pemotongan sebesar Rp 10.000 oleh pihak UPTD. Yaaa, kami mah ga masalah sih yang penting sebelumnya dimusyawarahkan dulu lah, tapi ini kan mendadak, langsung dipotong saja. Tapi ya sudah lah kang, jangan dibesar-besarin” ujar seorang pengajar di salah satu SDN wilayah UPTD Dispora Karawang Barat yang namanya minta dirahasiakan.
Bahkan bukan hanya satu pengajar SDN itu saja, NuPo pun sempat mewawancarai pengajar di SDN lainnya yang masih dibawah naungan UPTD Dispora Kecamatan Kartawang Barat. Ibu guru satu ini menjelaskan bahwa pungutan uang yang Rp 10.000 itu oleh oknum staff di UPTD tidak dijelaskan peruntukannya. 
“Kabar tentang itu memang benar, saya pun dipinta uang Rp 10.000 oleh oknum bendahara UPTD, namun uang itu untuk apa-apanya tidak dijelaskan kepada saya. Tapi ya saya mah tidak apa-apa kok. Diminta segitu ya saya kasih lah, dari pada repot, hehe…awas loh pak, kalau mau ditulis jangan tulis nama saya” katanya sambil berlalu.
Saat masalah ini dikonfirmasikan kepada Ka UPTD Dispora Kecamatan Karawang Barat, Drs. H.J. Sudarja Munjizen, Mpd membenarkan adanya kabar tentang pungutan uang gaji ke 13 yang dilakukan oleh oknum staff nya. Darja mengakui bahwa dirinya sama sekali tidak memerintahkan oknum staff tersebut untuk memungut uang sepeserpun terhadap gaji ke 13 kepada para guru yang ada di wilayah UPTD Dispora Karawang Barat.
“Sumpah Demi Allah, saya tidak pernah memerintahkan untuk memungut ataupun memotong uang gaji ke 13 yang diperuntukkan bagi guru-guru yang ada diwilayah UPTD Dispora Kecamatan Karawang Barat. Haram hukumnya bagi saya kalau sampai saya memerintahkan memungut uang yang sepuluh ribu rupiah kepada para guru-guru” tegas Darja kepada NuPo. 
              Lebih lanjut Darja mengungkapkan, bilamana hal pungutan itu sampai terjadi ada, dirinya sebagai kepala UPTD Dispora Kecamatan Karawang Barat tidak pernah memerintahkan ataupun bermain kongkalingkong dengan oknum staff tersebut. Bahkan dirinya pun mengakui telah bersitegang dengan oknum staffnya itu, yang hampir menjurus kepada perbuatan pidana. 

              “Kalaupun memang benar itu sampai terjadi, dipastikan itu inisiatif individu oknum staff saya, bukan atas perintah saya. Tentang adanya insiden bersitegang dengan staff saya itu, memang tidak saya pungkiri. Tapi ya sudah lah, kami pun akan segera menuntaskan masalah ini semuanya dengan secepatnya,” ungkap Darja yang tersirat rasa penyesalan di wajahnya. (e’nupo)

Senin, 25 Juli 2011

Menyambut HUT RI Ke 66 Warga RT. 04 Perum Graha Puspa Gelar Perlombaan

Menyambut HUT RI Ke 66
Warga RT 04 Perum Graha Puspa Gelar Perlombaan

Karang Pawitan, NuPo
                Walaupun perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI ke 66 Tahun 2011 masih beberapa minggu lagi, namun warga RT 04 RW 03 Perumahan Graha Puspa Karang Pawitan, sudah melaksanakan kegiatan perlombaan dalam memeriahkan HUT Kemerdekaan RI 17 Agustus 2011. Dalam pelaksanaannya warga RT 04 Rw 03 Perum Graha Puspa terlihat sangat antusias.
Perlombaan yang di gelar pada Minggu (17/07) itu di ikuti oleh anak-anak, remaja, ibu-ibu bahkan aksi para bapak-bapaknya juga tidak mau ketinggalan. Mereka membaur dalam beberapa perlombaan yang diadakan oleh Panitia pelaksana HUT Kemerdekaan RI.
Perlombaan yang digelar oleh Panitia pelaksana, diantaranya perlombaan memasukan paku kedalam botol, makan krupuk, membawa kelereng diatas sendok, lomba joget serta karaoke tingkat anak-anak, remaja dan dewasa.
Ketua panitia perayaan HUT RI Ke 66, RT 04 RW 03 Jhony Tito dalam wawancaranya dengan NuPo, mengatakan, bahwa pelaksanaan perlombaan dalam rangka menyambut HUT Kemerdekaan RI ini sengaja dilaksanakan jauh-jauh hari. “Sengaja kami melaksanakan kegiatan menyambut HUT RI ini sejak awal. Karena sebentar lagi kan bulan Ramadhan, apalagi HUT Kemerdekaan RI jatuh pada bulan Ramadhan. Warga disini sangat setuju acara ini dilaksanakan sebelum bulan Ramadhan. Karena kalau dilaksanakan pada bulan Ramadhan takut mengganggu konsentrasi dan kekhusukan warga yang melaksanakan ibadah puasa” terang Jhony.
Salah satu warga RT 04 RW 03, Bu Supri mengungkapkan rasa kegembiraannya dapat berpartisipasi dalam pelaksanaan perlombaan menyambut HUT Kemerdekaan RI kali ini. “Alhamdulillah, kami sebagai warga RT 04 sangat gembira dapat berpartisifasi dalam acara perlombaan ini. Anak dan suami saya pun ikut serta dalam ajang perlombaan ini. Walaupun acaranya sangat sederhana, namun warga disini sangat antusias dan senang dapat merayakannya. Mudah-mudahan di tahun yang akan dating perlombaannya akan lebih semarak lagi, tentunya hadiahnya juga dooong…hehe” ujar Bu Supri semangat. (e’nupo)

Jumat, 22 Juli 2011

BUPATI ADE SWARA BUKA KONFERENSI GURU KARAWANG TAHUN 2011


 
Bupati H. Ade Swara Buka Konferensi Guru Kabupaten karawang
Karawang, Nuansa Metro 
Bupati Karawang, H. Ade Swara membuka secara resmi penyelenggaraan Konferensi Guru Karawang Tahun 2011, Selasa (19/8). Konferensi yang merupakan kerjasama dengan Putera Sampoerna Foundation dan PT. HM Sampoerna tersebut digelar di Gedung Serbaguna Alam Sari Karawang dan diikuti oleh ratusan guru dari berbagai wilayah di Kabupaten Karawang.
Bupati Ade Swara dalam kesempatan tersebut berharap kegiatan tersebut dapat dijadikan momentum yang tepat untuk mengevaluasi kinerja para guru yang telah ditempuh selama ini, dan melakukan kajian-kajian inovatif, aktual dan kontekstual dibidang pendidikan. “Sehingga bisa menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas baik dari sisi penguasaan ilmu pengetahuan dan wawasan peserta didik maupun dalam memperbaiki kinerja dan sikap mental guru yang professional,” ujarnya.
Lebih lanjut Bupati mengatakan, sebagai organisasi, KGK merupakan wadah para guru dalam mewujudkan hak asasinya sebagai pribadi, warga negara dan pengemban profesi. “Namun demikian kinerja guru tidak lepas dari sistem yang menjadi keputusan pemerintah, oleh karena itu organisasi KGK diharapkan dapat berperan aktif dalam  membenahi kinerja guru dan terwujudnya pendidikan nasional yang efektif.
Selain itu, Bupati Ade Swara juga berharap agar KGK sebagai mitra pemerintah dan masyarakat dituntut agar selalu mampu menerapkan sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dalam rangka memberdayakan masyarakat, sehingga berkembang menjadi manusia yang berkualitas, produktif dan mampu menjawab tantangan zaman.
Menurut Bupati, pendidikan mempunyai peranan penting dan strategis dalam membangun bangsa, atas dasar itu pemerintah secara terus menerus memberikan perhatian yang cukup besar pada pembangunan pendidikan, melalui tiga pilar kebijakan yaitu : Pemerataan dan perluasan akses pendidikan; Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan; Penguatan tata kelola, akuntabilitas dan citra publik.
Semua itu, menunjukkan bahwa pemerintah berjuang dan bekerja keras untuk mengatasi persoalan-persoalan pendidikan, terutama dalam upaya melepaskan diri dari masalah : “keterbelakangan, kebodohan dan kemiskinan”.  “Kabupaten Karawang sendiri saat ini telah mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 43 persen dari APBD, yang merupakan alokasi terbesar se Indonesia,” tambahnya.
Wendi Arunado dari Putra Sampoerna Foundation menambahkan pihaknya turut bekerjasama dalam kegiatan ini karena ingin agar para guru dapat menjadi agen perubahan dalam pembangunan pendidikan. “Program ini sendiri tidak akan mungkin terwujud tanpa didukung oleh rekan-rekan serta pemerintah daerah Kab. Karawang,” tambahnya.
Ketua Konferensi Guru Karawang, Ahmad Fadloli menambahkan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat memberikan motivasi bagi para guru untuk selalu memperluas wawasan dan pengetahuan sesuai dengan perkembangan yang ada. “Hal ini dalam rangka mempersiapkan generasi muda untuk menjadi pemimpin bangsa yang berkarakter, mempunyai wawasan luas, dilandasi iman dan taqwa,” tambahnya.
          Sementara itu, konferensi tersebut diikuti oleh 450 orang guru dari berbagai tingkatan, mulai dari PAUD, taman kanak-kanak, SD/MI, SMP/Mts, serta SMA/SMK. Selain itu, konferensi tersebut juga turut menghadirkan Anies Baswedan dari Universitas Paramadina Jakarta, serta Tatang Suratno dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung/ (Tim*)